Jumat, 17 Februari 2012

Kamis, 16 Februari 2012

Filosofi Pencinta Alam
Oleh : MBP/0910103/BM

Apa yang terbayang di benak kita ketika orang menyebut kata “ Filosofi Pecinta Alam” ?
-          Apa itu Filosofi ?
-          Apa itu Pecinta ?
-          Apa itu Alam ?
Ada tiga kata yang terdapat di dalamnya yang memiliki arti masing-masing.

I.                    Pecinta Alam
Salam Lestari…!! Teriakan yang sering kita dengar dan ucapkan dimana saja yang merupakan salam persahabatan dari sekelompok orang yang dinamakan pecinta alam.
Bila kita mencoba mendefenisikan kosakata pecinta alam, amatlah sulit namun arti itu lahir atas rasa dan kesepakatan bersama. Pecinta alm berasal dari kata “cinta” dan “alam”. Cinta berarti kasih sayang dan alam berate suatu tempat yang diciptkan oleh Tuhan YME, awalan “pe” berarti yang melakukannya. Dari asal kata sekelompok orang yang memiliki rasa kasih saying terhadap semua ciptaan Tuhan dan berusaha menjaga apa yang diciptakan Tuhan tersebut. 

II.                  Filosofi Pecinta Alam
Dari waktu ke waktu konsep pencinta alam terus digarap dimana mereka atau kelompok-keompok yang menamakan dirinya sebagai PA/KPA dituntut untuk lebih mempertegas keberadaanya. Dalam kesepakatan bersama lahirlah konsep tersebut dengan nama “Kode Etik Pencinta Alam” pada suatu pertemuan antara seluruh pecinta alam Indonesia pada Gladian IV di Ujung Pandang tahun 1974 dengan isinya :
-          1. Pecinta alam Indonesia sadar bahwa alam dan beserta isinya adalah ciptaan Tuhan YME
-          2. Pecinta alam Indonesiasebagai bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab kami kepada Tuhan, Bangsa dan tanah Air.
-          3. Pecinta alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam adalah makhluk yang mencintai alam sebagai anugrah Tuhan YME
Sesuai dengan hakekat di atas, kami dengan kesadaran menyatakan :
1.       1. Mengabdi kepada Tuhan YME
2.       2. Memelihara alam beserta isinya dan menggunakan sumber daya alam sesuai dengan kebutuhan.
3.       3.Mengabdi kepada bangsa dan tanah air.
4.       4. Menghormati tata kehidupan yang berlakupada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dengan peradapannya.
5.       5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara pecinta alam sesuai dengan asas pecinta alam.
6.       6. Berusaha saling membantu serta saling menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan.
7.       7. Selesai.
Dengan adanya kode etik pecinta alam ini, tentunya seorang pecinta alam akan sadar bahwa beban yang dipikul tidaklah ringan dan tidak hanya berkoar mengproklamirkan diri sebagai seorang pecinta alam (PA), yang penting unuk dicerna dan dipahami adalah seorang PA berusaha untuk menjaga dan melindungi alam dari berbagai kerusakan dengan tujuan untuk pelestarian dan  itulah makna ritual dari salam lestari yang sering dikumandangkan.
Ada sebuah slogan yang disepakati menjadi slogan pecinta alam sedunia yaitu :
“Take nothing but photograps, leave nothing but footprints and kill nothing but times (jangan ambil sesuatu kecuali foto, jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak dan jangan bunuh sesuatu di alam kecuali waktu)”
Sederhana untuk sebuah slogan tapi fakta di lapangan berbicara lain dengan tingkat degradasi alam, dari waktu ke waktu semakin meningkat.

Menjadi Pecinta Alam
Untuk menjadi pecinta alam ada tahap-tahap yang akan dilalui, dimana tahapan tersebut adalah proses alamiah yang terjadi pada diri seseorang yaitu ;
1.      1. Pengagum alam
Saat kita pernah terpana oleh keindahan alam atau keperkasaan alam, yang hanya dilandasi rasa suka.
2.      2.  Penikmat alam
Pada tahapan ini mereka mulai mencari keindahan alam itu dengan berinteraksi langsung dengan alam, tanpa memperdulikan resiko untuk mendapatkannya seperti mendaki gunung, menyelami laut, merayapi tebing,menyusuri gelapnya gua dan sebagainya.
3.      3. Pecinta alam
Setelah melewati tahap-tahap di atas, seseorang akan muncul dalam dirinya rasa peduli dan kesadaran akan semua itu dan mereka patut dan seharusnya untuk menjaga dan melestarikannya.

Peranan Pecinta Alam
                Tingginya laju kerusakan alam di Indonesia membuat sebagian orang tidak puas dengan kondisi yang ada, maka menjamurlah KPA di Indonesia di era tahun 1970-1980 untuk menyuarakan kepedulian mereka terhadap kelestarian alam dan lingkungan.
                Untuk mengakomodir keinginan menjaga dan melestarikan lingkungan maka pemerintah melalui UU No.4 tahun 1982 memberikan izin pendirian Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dimana PA/KPA adalah salah satu cikal bakal dari LSM ini.
Penutup
                Memang tidak mudah untuk menjadi seseorang pecinta alam yang selalu memperjuangkan alam dan lingkungan karena tak jarang membutuhkan pengorbanan moral dan materil, bahkan terkadang harus menyerahkan kemedekaan diri sendiri untuk kelestarian alam dan keseimbangan isinya.
                Seseorang yang mencoba menanamkan dalam dirinya bahwa dia adalah pecinta alam, tentu akan mencoba memahami apa makna yang tersirat dari unkapan pecinta alam tersebut. Sulit memang untuk membuktikannya tapi tidak ada yang mustahil, yang terpenting adalah kesadaran akan tanggung jawab dan berusaha menjadi individu yang selalu peduli akan lingkungan hidup dengan tindakan kongkrit.

  Ketika air terakhir telah di minum
   Ketika udara terakhir telah dihirup
    Ketika ikan terakhir telah ditangkap
     Ketika pohon terakhir telah diteban
Ketika itulah manusia sadar
Bahwa uang tidak bisa dimakan

Rabu, 15 Februari 2012


Kode Etik Pecinta Alam Indonesia


“PECINTA ALAM INDONESIA SADAR BAHWA ALAM BESERTA ISINYA ADALAH CIPTAAN TUHAN YANG MAHA ESA“

“PECINTA ALAM INDONESIA SEBAGAI BAGIAN DARI MASYARAKAT INDONESIA SADAR AKAN TANGGUNG JAWAB KAMI KEPADA TUHAN, BANGSA DAN TANAH AIR”

”PECINTA ALAM INDONESIA SADAR BAHWA PECINTA ALAM ADALAH SEBAGAI MAKHLUK YANG MENCINTAI ALAM SEBAGAI ANUGERAH TUHAN YANG MAHA ESA“


Sesuai dengan hakekat diatas kami dengan kesadaran menyatakan :

1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya.

3. Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah Air.

4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya.

5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara pecinta alam sesuai dengan azas pecinta alam

6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah air.

7. Selesai.

Disyahkan bersama dalam Gladian Nasional ke-4 Ujung Pandang, 1974

Navigasi Darat


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... PENDAHULUAN  DASAR DASAR NAVIGASI

Navigasi adalah pengetahuan untuk mengetahui keadaan medan yang akan dihadapi, posisi kita di alam bebas dan menentukan arah serta tujuan perjalanan di alam bebas.
Pengetahuan tentang navigasi darat ini meliputi
1. Pembacaan peta
2. Penggunaan kompas
3. Penggunaan tanda-tanda alam yang membantu kita dalam menentukan arah
Pengetahuan tentang navigasi darat ini merupakan bekal yang sangat penting bagi kita untuk bergaul dengan alam bebas dari padang ilalang, gunung hingga rimba belantara. Untuk itu memerlukan alat-alat seperti
1. Peta topografi
2. Penggaris
3. Kompas
4. Konektor
5. Busur derajat
6. Altimeter
7. Pensil

PETA TOPOGRAFI 


Peta adalah gambaran dari permukaan bumi yang diperkecil dengan skala tertentu sesuai dengan kebutuhan. Peta digambarkan di atas bidang datar dengan sistem proyeksi tertentu. Peta yang digunakan untuk kegiatan alam bebas adalah Pete Topografi.
Peta topografi adalah suatu representasi di atas bidang datar tentang seluruh atau sebagian permukaan bumi yang terlihat dari atas dare diperkecil dengan perbandingan ukuran tertentu. Peta topografi menggambarkan secara proyeksi dari sebagian fisik bumi, sehingga dengan peta ini bisa diperkirakan bentuk permukaan bumi. Bentuk relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam bentuk Garis-Garis Kontur.

Dalam menggunakan peta topografi harus diperhatikan kelengkapan petanya, yaitu:
1. Judul Peta
Adalah identitas yang tergambar pada peta, ditulis nama daerah atau identitas lain yang menonjol.

2. Keterangan Pembuatan
Merupakan informasi mengenai pembuatan dan instansi pembuat. Dicantumkan di bagian kiri bawah dari peta.

3. Nomor Peta (Indeks Peta)
Adalah angka yang menunjukkan nomor peta. Dicantumkan di bagian kanan atas.

4. Pembagian Lembar Peta
Adalah penjelasan nomor-nomor peta lain yang tergambar di sekitar peta yang digunakan, bertujuan untuk memudahkan penggolongan peta bila memerlukan interpretasi suatu daerah yang lebih luas.

5. Sistem Koordinat
Adalah perpotongan antara dua garis sumbu koordinat. Macam koordinat adalah:
a. Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (BB dan BT), yang berpotongan dengan garis lintang (LU dan LS) atau koordinat yang penyebutannya menggunakan garis lintang dan bujur. Koordinatnya menggunakan derajat, menit dan detik. Misal Co 120° 32' 12" BT 5° 17' 14" LS.
b. Koordinat Grid
Perpotongan antara sumbu absis (x) dengan ordinal (y) pada koordinat grid. Kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak (meter), sebelah selatan ke utara dan barat ke timur dari titik acuan.
c. Koordinat Lokal
Untuk memudahkan membaca koordinat pada peta yang tidak ada gridnya, dapat dibuat garis-garis faring seperti grid pada peta.
Skala bilangan dari sistem koordinat geografis dan grid terletak pada tepi peta.
Kedua sistern koordinat ini adalah sistem yang berlaku secara internasional. Namun dalam pembacaan sering membingungkan, karenanya pembacaan koordinat dibuat sederhana atau tidak dibaca seluruhnya.
Misal: 72100 mE dibaca 21, 9° 9700 mN dibaca 97, dan lain-lain.

6. Skala Peta
Adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak horisontal sebenarnya di medan atau lapangan. Rumus jarak datar dipeta dapat di tuliskan

JARAK DI PETA x SKALA = JARAK DI MEDAN

Penulisan skala peta biasanya ditulis dengan angka non garis (grafis).
Misalnya Skala 1:25.000, berarti 1 cm di peta sama dengan 25 m di medan yang sebenarnya.

7. Orientasi Arah Utara
Pada peta topografi terdapat tiga arah utara yang harus diperhatikan sebelum menggunakan peta dan kompas, karena tiga arah utara tersebut tidak berada pada satu garis.

Tiga arah utara tersebut adalah:
a. Utara Sebenarnya (True North/US/TN) diberi simbol * (bintang), yaitu utara yang melalui Kutub Utara di Selatan Bumi.
b. Utara Peta (Grid Nortb/UP/GN) diberi simbol GN, yaitu Utara yang sejajar dengan garis jala vertikal atau sumbu Y. Hanya ada di peta.
e. Utara Magnetis (Magnetic North/UM) diberi simbol T (anak pariah separuh), yaitu Utara yang ditunjukkan oleh jarum kompas. Utara magnetis selalu mengalami perubahan tiap tahunnya (ke Barat atau ke Timur) dikarenakan oleh pengaruh rotasi bumi. Hanya ada di medan.

Karena ketiga arah utara tersebut tidak berada pada satu garis, maka akan terjadi penyimpangan-penyimpangan sudut, antara lain:
a. Penyimpangan sudut antara US - UP balk ke Barat maupun ke Timur, disebut Ikhtilaf Peta (IP) atau Konvergensi Merimion. Yang menjadi patokan adalah Utara Sebenarnya (US).
b. Penyimpangan sudut antara US - UM balk ke Barat maupun ke Timur, disebut Ikhtilaf Magnetis (IM) atau Deklinasi. Yanmg menjadi patokan adalah l Utara sebenarnya ((IS).
c. Penyirnpangan sudut antara UP - UM balk ke Barat maupun ke Timur, disebut Ikhtilaf Utara Peta-Utara Magnetis atau Deviasi. Yang menjadi patokan adalah Utara Pela f71').
Dengan diagram sudut digambarkan

US UP UM

TRUE NORTH MAGNETIS NORTH

8. Garis Kontur atau Garis Ketinggian
Garis kontur adalah gambaran bentuk permukaan bumi pada peta topografi.
Sifat-sifat garis kontur, yaitu'.

a. Garis kontur merupakan kurva tertutup sejajar yang tidak akan memotong satu sama lain dan tidak akan bercabang.
b. Garis kontur yang di dalam selalu lebih tinggi dari yang di luar.
c. Interval kontur selalu merupakan kelipatan yang sama
d. Indek kontur dinyatakan dengan garis tebal.
e. Semakin rapat jarak antara garis kontur, berarti semakin terjal Jika garis kontur bergerigi (seperti sisir) maka kemiringannya hampir atau sama dengan 90°.
f. Pelana (sadel) terletak antara dua garis kontur yang sama tingginya tetapi terpisah satu sama lain. Pelana yang terdapat diantara dua gunung besar dinamakan PASS.

9. Titik Triangulasi
Selain dari garis-garis kontur dapat pula diketahui tinggi suatu tempat dengan pertolongan titik ketinggian, yang dinamakan titik triangulasi Titik Triangulasi adalah suatu titik atau benda yang merupakan pilar atau tonggak yang menyatakan tinggi mutlak suatu tempat dari permukaan laut.

Macam-macam titik triangulasi
a. Titik Primer, I'. 14 , titik ketinggian gol.l, No. 14, tinggi 3120 mdpl. 3120
b. Titik Sekunder, S.45 , titik ketinggian gol.II, No.45, tinggi 2340 rndpl. 2340
c. Titik Tersier, 7: 15 , titik ketinggian gol.III No. 15, tinggi 975 mdpl 975
d. Titik Kuarter, Q.20 , titik ketinggian gol.IV, No.20, tinggi 875 mdpl. 875
e. Titik Antara, TP.23 , titik ketinggian Antara, No.23, tinggi 670 mdpl. 670
f. Titik Kedaster, K.131 , titik ketinggian Kedaster, No.l 31, tg 1202 mdpl. 7202
g. Titik Kedaster Kuarter, K.Q 1212, titik ketinggian Kedaster Kuarter, No. 1212, tinggi 1993 mdpl. 1993

10. Legenda Peta
Adalah informasi tambahan untuk memudahkan interpretasi peta, berupa unsur yang dibuat oleh manusia maupun oleh alam. Legenda peta yang penting
untuk dipahami antara lain:
a. Titik ketinggian
b. Jalan setapak
c. Garis batas wilayah
d. Jalan raya
e. Pemukiman
f. Air
g. Kuburan
h. Dan Lain-Lain


MEMAHAMI PETA TOPOGRAFI

A. MEMBACA GARIS KONTUR

1. Punggungan Gunung
Punggungan gunung merupakan rangkaian garis kontur berbentuk huruf U, dimana Ujung dari huruf U menunjukkan ternpat atau daerah yang lebih pendek dari kontur di atasnya.

2. Lembah atau Sungai
Lembah atau sungai merupakan rangkaian garis kontur yang berbentuk n (huruf V terbalik) dengan Ujung yang tajam.

3. Daerah landai datar dan terjal curam
Daerah datar/landai garis kontumya jarang jarang, sedangkan daerah terjal/curam garis konturnya rapat.

B. MENGHITUNG HARGA INTERVAL KONTUR

Pada peta skala 1 : 50.000 dicantumkan interval konturnya 25 meter. Untuk mencari interval kontur berlaku rumus 1/2000 x skala peta. Tapi rumus ini tidak berlaku untuk semua peta, pada peta GUNUNG MERAPI/1408-244/JICA TOKYO-1977/1:25.000, tertera dalam legenda peta interval konturnya 10 meter sehingga berlaku rumus 1/2500 x skala peta. Jadi untuk penentuan interval kontur belum ada rumus yang baku, namun dapat dicari dengan:
1. Carl dua titik ketinggian yang berbeda atau berdekatan. Misal titik A dan B.

2. Hitung selisih ketinggiannya (antara A dan B).

3. Hitung jumlah kontur antara A dan B.

4. Bagilah selisih ketinggian antara A - B dengan jumlah kontur antara A - B, hasilnya adalah Interval Kontur.

C. UTARA PETA

Setiap kali menghadapi peta topografi, pertama-tama carilah arah utara peta tersebut. Selanjutnya lihat Judul Peta (judul peta selalu berada pada bagian utara, bagian atas dari peta). Atau lihat tulisan nama gunung atau desa di kolom peta, utara peta adalah bagian atas dari tulisan tersebut.

D. MENGENAL TANDA MEDAN

Selain tanda pengenal yang terdapat pada legenda peta, untuk keperluan
orientasi harus juga digunakan bentuk-bentuk bentang alam yang mencolok di lapangan dan mudah dikenal di peta, disebut Tanda Medan. Beberapa tanda medan yang dapat dibaca pada peta sebelum berangkat ke lapangan, yaitu:

1. Lembah antara dua puncak
2. Lembah yang curam
3. Persimpangan jalan atau Ujung desa
4. Perpotongan sungai dengan jalan setapak
5. Percabangan dan kelokan sungai, air terjun, dan lain-lain.

Untuk daerah yang datar dapat digunakan-.
1. Persimpangan jalan
2. Percabangan sungai, jembatan, dan lain-lain.

E. MENGGUNAKAN PETA

Pada perencanaan perjalanan dengan menggunakan peta topografi, sudah
tentu titik awal dan titik akhir akan diplot di peta. Sebelurn berjalan catatlah:

1. Koordinat titik awal (A)
2. Koordinat titik tujuan (B)
3. Sudut peta antara A - B
4. Tanda medan apa saja yang akan dijumpai sepanjang lintasan A - B
5. Berapa panjang lintasan antara A - B dan berapa kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan lintasan A -B.


Yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu operasi adalah

1. Kita harus tahu titik awal keberangkatan kita, balk di medan maupun di peta.
2. Gunakan tanda medan yang jelas balk di medan dan di peta.
3. Gunakan kompas untuk melihat arah perjalanan kita, apakah sudah sesuai dengan tanda medan yang kita gunakan sebagai patokan, atau belum
4. Perkirakan berapa jarak lintasan. Misal medan datar 5 krn ditempuh selama 60 menit dan medan mendaki ditempuh selama 10 menit.
5. Lakukan orientasi dan resection, bila keadaannya memungkinkan.
6. Perhatikan dan selalu waspada terhadap adanya perubahan kondisi medan dan perubahan arah perjalanan. Misalnya dari pnggungan curam menjadi punggungan landai, berpindah punggungan, menyeberangi sungai, ujung lembah dan lain-lainnya.
7. Panjang lintasan sebenarnya dapat dibuat dengan cara, pada peta dibuat lintasan dengan jalan membuat garis (skala vertikal dan horisontal) yang disesuaikan dengan skala peta. Gambar garis lintasan tersebut (pada peta) memperlihatkan kemiringan lintasan juga penampang dan bentuk peta. Panjang lintasan diukur dengan mengalikannya dengan skala peta, maka akan didapatkan panjang lintasan sebenarnya.

F. MEMAHAMI CARA PLOTTING DI PETA

Plotting adalah menggambar atau membuat titik, membuat garis dan tandatanda tertentu di peta. Plotting berguna bagi kita dalam membaca peta. Misalnya Tim Bum berada pada koordinat titik A (3986 : 6360) + 1400 m dpl. SMC memerintahkan Tim Buni agar menuju koordinat titik T (4020 : 6268) + 1301 mdpl. Maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :

a. Plotting koordinat T di peta dengan menggunakan konektor. Pembacaan dimuali dari sumbu X dulu, kemudian sumbu Y, didapat (X:Y).
b. Plotting sudut peta dari A ke T, dengan cara tank garis dari A ke T, kemudian dengan busur derajat/kompas orientasi ukur besar sudut A - T dari titik A ke arah garis AT. Pembacaan sudut menggunakan Sistem Azimuth (0" -360°) searah putaran jarum Jain. Sudut ini berguna untuk mengorientasi arah dari A ke T.
c. Interprestasi peta untuk menentukan lintasan yang efisien dari A menuju T. Interprestasi ini dapat berupa garis lurus ataupun berkelok-kelok mengikuti jalan setapak, sungai ataupun punggungan. Harus dipaharni betul bentuk garis garis kontur.

Plotting lintasan dan memperkirakan waktu tempuhnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tempuh :

a. Kemiringan lereng + Panjang lintasan
b. Keadaan dan kondisi medan (misal hutan lebat, semak berduri atau gurun pasir).
c. Keadaan cuaca rata-rata.
d. Waktu pelaksanaan (yaitu pagi slang atau malam).
e. Kondisi fisik dan mental serta perlengkapan yang dibawa.

G. MEMBACA KOORDINAT

Cara menyatakan koordinat ada dua cara, yaitu:

1. Cara Koordinat Peta

Menentukan koordinat ini dilakukan diatas peta dan bukan dilapangan. Penunjukkan koordinat ini menggunakan

a. Sistem Enam Angka Misal, koordinat titik A (374;622), titik B (377;461)
b. Cara Delapan Angka Misal, koordinat titik A (3740;6225), titik B (3376;4614)

2. Cara Koordinat Geografis

Untuk Indonesia sebagai patokan perhitungan adalah Jakarta yang dianggap 0 atau 106° 4$' 27,79". Sehingga di wilayah Indonesia awal perhitungan adalah kota Jakarta. Bila di sebelah barat kota Jakarta akan berlaku pengurangan dan sebaliknya. Sebagai patokan letak lintang adalah garis ekuator (sebagai 0). Untuk koordinat geografis yang perlu diperhatikan adalah petunjuk letak peta.

H. SUDUT PETA

Sudut peta dihitung dari utara peta ke arah garis sasaran searah jarum jam.
Sistem pembacaan sudut dipakai Sistem Azimuth (0° - 360°).
Sistem Azimuth adalah sistem yang menggunakan sudut-sudut mendatar yang besarnya dihitung atau diukur sesuai dengan arah jalannya jarum jam dari suatu garis yang tetap (arah utara). Bertujuan untuk menentukan arah-arah di medan atau di peta serta untuk melakukan pengecekan arah perjalanan, karena garis yang membentuk sudut kompas tersebut adalah arah lintasan yang menghubungkan titik awal dan akhir perjalanan.
Sistem penghitungan sudut dibagi menjadi dua, berdasar sudut kompasnya

AZIMUTH : SUDUT KOMPAS

BACK AZIMUTH : Bila sudut kompas > 180° maka sudut kompas dikurangi 180°. Bila sudut kompas <>

I. TEKNIK MEMBACA PETA

Prinsipnya . " Menentukan posisi dari arah perjalanan dengan membaca peta dan menggunakan teknik orientasi dan resection, bila keadaan memungkinkan " Titik Awal : Kita harus tahu titik keberangkatan kita, balk itu di peta maupun di lapangan. Plot titik tersebut di peta dan catat koordinatnya.
Tanda Medan : Gunakan tanda medan yang jelas (punggungan yang menerus, aliran sungai, tebing, dll) sebagai guide line atau pedoman arah perjalanan. Kenali tanda medan tersebut dengan menginterpretasikan peta.
Arah Kompas : Gunakan kompas untuk melihat arah perjalanan kita. Apakah sesuai dengan arah punggungan atau sungai yang kita susuri.
Taksir Jarak : Dalam berjalan, usahakan selalu menaksir jarak dan selalu memperhatikan arah perjalanan. Kita dapat melihat kearah belakang dan melihat jumalah waktu yang kita pergunakan. Jarak dihitung dengan skala peta sehingga kita memperoleh perkiraan jarak di peta. Perlu diingat, bahwa taksiran kita itu tidak pasti.

+10' X 10' untuk peta 1 : 50.000

+ 20' X 20' untuk peta 1 : 100.000

Untuk peta ukuran 20' X 20' disebut juga LBD, sehingga pada 20' pada garis sepanjang khatulistiwa (40.068 km) merupakan paralel terpanjang.
40.068 km: (360° : 20') = 40.068 km: (360° : 1/3) = 40.068 km: (360° X 3) 40.068 km : 1080 = 37,1 km
Jadi 20' pada garis sepanjang khatulistiwa adalah 37,1 km. Jarak 37,1 km kalau digambarkan dalam peta skala 1 : 50.000 akan mempunyai jarak : 37,1 km = 3.710.000 cm. Sehingga dipeta : 3.710.000: 50.000 = 74,2 cm.
Akibatnya I LBD peta 20' x 20' skala 1 : 50.000 di sepanjang khatulistiwa berukuran 74,2 X 74,2 cm. Hal ini tidak praktis dalam pemakaiannya.

Lembar Peta

Dikarenakan LBD tidak praktis pemakaiannya, karena terlalu lebar. Maka tiap LBD dibagi menjadi 4 bagian dengan ukuran masing-masing 10' X 10' atau 37,1 X 37,1 cm. Tiap-tiap bagian itu disebut Lembar Peta atau Sheet, dan diberi huruf A, B, C, D. Jika skala peta tersebut 1 : 50.000, maka peta itu mempunyai ukuran 50.000 X 37,1 = 1.855.000 cm = 18,55 km (1ihat gambar).

 Penomoran Lembar Peta

a. Meridian (garis bujur) yang melalui Jakarta adalah 106° 48' 27,79" BT, dipakai sebagai meridian pokok untuk penornoran peta topografi di Indonesia. Jakarta sebagai grs bujur 0

b. Panjang dari Barat ke Timur = 46° 20', tetapi daerah yang dipetakan adalah mulai dari 12" sebelah barat meridian Jakarta. Daerah yang tidak dipetakan adalah : 106° 48' 27,79" BT - (12° + 46° 20' BT) = 8' 27,79", daerah ini merupakan taut sehingga tidak penting untuk pemetaan darat. Tetapi penomorannya tetap dibuat



Keterangan;
• Daerah pada petak A dituliskan sheet 1/I-A dan titik paling Utara dan paling Barat ada di Pulau Weh.
• Cara pemberian nomor adalah dari Barat ke Timur dengn angka Arab (1, 2, 3, , 139). Dari Utara ke Selatan dengan angka Romawi (I, II, III LI).
• LBD selau mempunyai angka Arab dan Romawi. Contoh : LP No. 47[XLI atau SHEET No.47/XLI.
• Lembar peta selalu diben huruf, dan huruf itu terpisah dari nomor LBDnya dengan garis mendatar. Contoh: LP No. 47/XLI - B.

c. Pada uraian diatas disebutkan bahwa garis bujur 0° Jakarta selalu membagi dua buah LBD. Maka untuk lembar peta lainnya selalu dapta dihitung berapa derajat atau menit letak lembar peta itu dan' bujur 0° Jakarta

Contoh: Lernbar Peta No. 39/XL - A terletak diantara garis 7" dan 70 10' LS serta 0° 40' dan 0° 50' Timur Jakarta. Kita harus selalu menyebutkan Lembar Peta tersebut terletak di Barat atau Timur dan' Jakarta.

d. Pada Lembar Peta skala 1 : 50.000, LBD-nya dibagi menjadi 4 bagian. Tetapi untuk peta skala 1 : 25.000, 1 LBD-nya dibagi menjadi 16 bagian dan diberi huruf a sampai q dengan menghilangkan huruf j

e. Mencari batas Timur dan Selatan suatu.Sheet atau Lembar Peta.

Contoh
• Batas Timur dari bujur 0" Jakarta adalah 47/3 X I = 15" 40' Timur Jakarta atau 15° 40' - 12°= 3° 40' BT Jakarta (batas paling Timur Sheet B).
• Batas Selatan dan 0° Khatulistiwa adalah 47/3 : 1 = 13" 40' atau 13° 40' 6" = 7° 40' LS. Karena terlatak pada Lembar Peta B dalam 1 LBD, maka dikurangi 10'. Sehingga didapat : 7°40' - 10' = 7" 30' LS

f. Mencari nomor Lembar Peta atau Sheet. Batas Timur Jakarta = 15" 40', sedang batas Selatan adalah 7" 30' LS. + Jumlah LBD ke Timur = 15° 40' X 3 X 1 LBD = 47 LBD + Jumlah LBD ke Selatan 13" 40' X 3 x 1 LBD = 41 LBD (XLI)

g. Mencari suatu Posisi/Lokasi Contoh : sebuah pesawat terbang jatuh pada koordinat.- 110° 28'BT dan 7° 30' LS. Cari nomor Lembar Petanya Caranya adalah

• 110° 28' - 94" 40' = 15" 48'
• 15° 48' X 3 = 47t' 24' (batas paling Timur)
• 60 + 7" 30' = 13" 30'
• 130 30' X 3 = 40° 30' (batas paling Selatan)



h. Perhitungan di Koordinat Geografis

CARA I
Luas dari I Sheet peta adalah 10' X 10', seluas 18,55 km X 18,55 km pada peta 1 - 50.000. Sehingga di dapat (10 X 60 - 18,5 5) - 20 = 1,617,
dibulatken menjadi 1,62 (sebagai konstanta). Misal peta yang digunakan peta Sheet No.47/XLI - B
Triangulasi T. 932 terletak pada : 46 mm dari Timur dan 16 mm dari Selatan. 1915
Posisi Sheet 47/XLI - B
1060 48` 27,79" + 30 40' = 110° 28' 27,79"
Dari Timur: 46 mm X 1,62 = 1' l4°52"
1100 28' 27,79" BT - 1' 14,52" = 110° 27' 13,27" BT
(dikurangi karena semakin mendekati ke titik Jakarta).
Dari selatan : 16 mm X 1,62 = 25,92"
7° 30' LS - 25,92" = 7f' 29' 34,08" LS (dikurangi karena semakin mendekati equator).
Sehingga titik Triangulasi T. 932 terletak pada koordinat: 110° 27' 13,27" BT dan 7° 29' 34,08" LS. 1915
Untuk penggunaan peta 1 : 25.000, cara penghitungannya sama, hanya konstantanya diubah menjadi 0,81, yang didapat dari :
{(5 X 60) : 18,55 1 : 20 = 0,808, dibulatkan menjadi 0,81
Luas dari 1 Sheet peta skala 1 : 25.000 adalah 5' X 5'
CARA II
Dari Timur : 46 mm = (46 : 37,1) X 60 = 1 ' 14,39"
110° 28' 27,79" BT - 1' 14,39" = 11 Of' 27' 13,40" BT
Dari Selatan: 16 mm = (16 :37,1) X 60 = 25,87"
7° 30' LS - 25,87" = 7t' 29' 34,13" LS
Sehingga titik Triangulasi T. 932 terletak pada koordinat : I I0'' 27' 13,40" BT dan 7° 29' 34,13" LS. 1915
Pada hasil perhitungan Cara I dan Cara II terdapat selisih 0,13" untuk BT dan 0,05" untuk LS. Hal ini tidak jadi masalah karena masih dalam batas toleransi dan koreksi, yaitu kurang dari 1,00".
Untuk penggunaan peta 5' X 5', 10' X 10' dan 20' X 20' tetap menggunakan pembagi 37,1. Sebaliknya, Jika ada laporan dengan koordinat gralicule, maka cara menentukan lokasinya pada peta adalah (Contoh) "Satu unit SRU menempati sebuah lokasi dengan koordinat 110° 27' 13,27" BT dan 7° 29' 34,08" LS, tentukan lokasi SRU tersebut pada peta Sheet No. 47/XLI - B" JAWAB : Posisi peta 47/XLI -B : 110° 28' 27,79" BT sehingga 110° 27, 13,27" BT 1 10 "27' 13,27 1' 14,52" - 74,52"

74,52" : 1,62 = 46 mm dari timur, dan ukurlah dengan penggaris Batas Selatan : 7°30' sehingga didapat 7030' LS -7029' 34.08" = 25.92" 25,92" : 1,62 = 16 mm dari selatan dan ukurlah dengan penggaris Titik perpotongan kedua garis tersebut adalah lokasi dari SRU yang dimaksud, yaitu 46 mm dari sisi timur dan 16 mm dari sisi selatan berada di sekitar Tnangulasi T.932

Teknik Survival


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... SURVIVAL


Survival adalah teknik menyelamatkan diri dari dalam keadaan kritis/ darurat dalam suatau perjalanan atau pengembaraan. Survival berasal dari kata survive yang artinya berhasil/mampu mempertahankan diri dari suatu keadaan tertentu. Dalam hal ini mempertahankan dari keadaan buruk atau kritis. Orang atau kelompok yang melakukan survival adalah survivor.

S = Sadarilah dimana kamu berada
U = Untung malang ada pada ketenanganmu
R = Rasa takut harus kamu kuasai
V = Viva hidup hargailah ia
I = Ingatlah dimana kamu berada
V = Vakum atau kekosongan isilah segera
A = Adat istiadat harus kamu kuasai dan hormati
L = Latihlah dirimu dan belajarlah selalu

Hal-hal yang perlu di perhatikan saat berjalan dalam survival :

1. Berjalan dengan irama yang tetap

2. Berjalan dengan langkah-langkah kecil jangan paksakan kaki untuk melangkah terlalu lebar. Ini adalah cara untuk menghemat energi.

3. Berjalan 1 jam dengan istirahat 10 menit ini adalah normal.

4. Ketika istirahat duduklah dengan kaki lurus untuk mengembalikan darah supaya mengalir normal.

5. Jangan meminum�??minuman keras karena menyebabkan pori-pori dikulit mengembang sehingga udara dingin berpeluang untuk masuk kedalam tubuh dan meyebabkan mabuk.

6. Jangan terlalu lama beristirahat, karena otot kaki yang sudah panas dan kencang nanti akan mengendur lagi dan membutuhkan pemanasan lagi. Jika anda memerlukan istirahat yang lebih lama dari yang biasanya maka anda sudah terlalu capek dan lemas.

7. Pililah lokasi yang baik untuk beristirahat. Secara psikologis lebih menguntungkan jika anda lebih memilih lokasi di bagian tinggi. Dari tempat ini akan tampak pemandangan yang Indah, nikmatilah untuk mengurangi perasaan lelah setelah lama berjalan.

8. Makan & minumlah secukupnya untuk mengembalikan tenaga kalo perlu di masak dulu supaya hangat dan segar sebaiknya makan sedikit garam (makanan yang mengandung sedikit asin) karena banyaknya keringat yang mengucur memungkinkan hilangnya garam dalam tubuh

9. Ketika berjalan perhatikan betul medan yang akan di hadapi.

10. Kalau terpaksa membuka jalan mulailah dengan sungai. Hati-hatilah pastikan terlebih dahulu posisi anda sbelum menebas lalu tetapkan lintasan yang akan di ambil Gunakanlah golok (parang) untuk menebas duri yang menghalangi. gunakan tebasan sedikit kalu bisa si sibak dengan tangan /dorong dengan tangan atau badan.


Teknik �?? teknik dalam survival

1. Air

Dalam keadaan survival maka air merupakan faktor terpenting dan lebih penting dari faktor lainnya. Manusia dapat hidup dengan air saja hingga ± 3 minggu. Tapi manusia hanya bisa bertahan hidup tanpa air 3-5 hari. Air dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a) Air yang tidak perlu dimurnikan
Ciri-cirinya : tidak berwarna, berasa, dan berbau.
Contoh air : air minum, dari tanaman rotan, dari tanaman bunga, lumut dan daun-daun yang lebar

b) Air yang perlu dimurnikan
Ciri-cirinya : berbau, berwarna, dan berasa
Contoh air : air sungai besar, air di daerah yang berbatu, air di daerah sungai yang kering, air dari batang pohon pisang.

Cara mendapatkan air

a) Hujan : tampung air hujan dengan daun-daun yang lebar alirkan ketempat minum kita / tampung dengan ponco/ juga memeras sapu tangan dan slayer bersih yang terkena hujan lalu teteskan kedalam mulut

b) Tanah batu : carilah mata air pada tanah / yang berbatu namun hanya terdapat mata air. Kapur mudah di larutkan sehingga mudah dibentuk saluran air. Jika dilembah umumnya sangat gaspor carilah ke lembah air / saluran air pada dinding lembah yang memasang aliran kapal pada daerah yang dekat dengan granit. Carilah pinggiran rumput yang hijau tumbuh sampai meropas pada lubang itu.

c) Tanah campur : carilah air di lembah dekat dengan permukaan air tanah. Carilah lubang air yang mengalir yang terdapat di sebelah atas permukaan tanah termasuk aliran sungai gembur tetapi ingat air ini dapat kotor sekali dan berbahaya.

d) Daerah pantai : tanah air dibukit-bukit /galilah air pasir lembah untuk memerangi rasa air asin saringlah dengan pasir. Jangan meminum air laut karena dapat menyebabkan dehidrasi dan merusak ginjal.

2. Api.

  Bila mempunyai bahan membuat api yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar. Tapi buatlah api yang kecil beberapa buah hal ini lebih baik dan memberi panas yang lebih merata.

Teknik membuat api tampa korek api

A. Dengan lensa
B. Dengan bordi
C. Dengan 2 batang kayu
D. Dengan 2 buah batu

Bahan penyala yang baik ialah kawul, yang terdapat pada dasar daun aren atau kelapa.

Teknik memasak tanpa menggunakan peralatan masak :

1. memasak didalam bambu atau bugbung
2. dengan batok kelapa
3. masak dalam tanah

3. Jerat atau perangkap.

  Adalah teknik untuk menangkap binatang. Bahan-bahannya dari tali yang kita miliki biasanya jerat yang dipakai untuk binatang kecil contohnya : kelinci, Burung, dan rusa..

Cara untuk menangkap ikan :
1. Dengan pancingan yang terbuat dari logam / ranting kayu
2. Dengan obat atau pisau
3. Dengan tembak

Bahan yang digunakan untuk membuat jerat :
1. Daun-daunan yang berdaun lebar
2. Kayu & ranting
3. Getah

4. Bifak

Bifak adalah tempat perlindungan sementara dari dalam keadaan kritis atau darurat dalam suatu perjalanan atau pengembaraan. Tujuan membuat perlindungan adalah nyaman dalam keadaan darurat untuk melindungi dari faktor alam dan lingkungan.

hal �??hal yang perlu di perhatikan dalam pembuatan bifak:

• Perhatikan arah mata angin
• Bagian yang berlubang pada bifak letakan dalam posisi bersilang dengan arah mata angin
• Jangan mendirikan bifak di daerah yang cekung
• Jangan mendirikan bifak di dekat aliran sungai, tapi harus dekat dengan sumber air.
• Jangan dirikan bifak di dekat pohon yang sudah mati walaupun ia masih berdiri tegak
• Bifak jangan sampai bocor
• Jangan telalu merusak alam sekitar
• Terlindung langsung dari angin
• Bukan berada dilintasan binatang buas

ada beberapa macam bahan pembuatan bifak. Secara garis besar di bagi menjadi 2 yaitu :

• bifak alam : pohon (pucuk), daun-daun, gua (lubang)
• bifak moderen (ponco)

jenis-jenis bifak yang dapat dibuat :

1. bifak standart adalah bifak yang dengan tali diikat dan di rentangkan antara dua pohon pada sisisnya kemudian di atasnya ditaruh parasut
2. bifak sisi terbuka yaitu dengan cara meronpakkan batang-batang kayu dan daun-daun pada sisinya yag masih terbuka di atasnya. Daun-daun, ranting-ranting kecil di gunakan agar bifak hangat.

5. Biologi Praktis
 
Biologi praktis adalah bagian tumbuhan yang dapat dimakan , diantaranya

• Biji-bijian, buah-buahan , dan umbi-umbian

• Pucuk daun yang masih muda

• Bagian dalam daun yang masih muda
  ciri-ciri tumbuhan yang dapat dan tidak dapat dimakan :

• Gosokan pada lidah apakah terasa gatal, pahit, panas,dan asam
• Perhatikan tumbuhan itu dapat dimakan oleh hewan atau tidak
• Jangan makan tumbuhan yang bergetah
• Jangan makan tumbuhan yang mempunyai bulu halusnya dilipatan daun
• Hindari tumbuhan yang berwarna mencolok

6. Zoologi Praktis

  zoology praktis golongan hewan yang dapat dimakan :

• Binatang lunak contoh : reptil, ikan ,dll
• Binatang pengurai contoh : cacing, dllmasalah �??masalah yang timbul dalam survival


masalah �??masalah yang timbul dalam survival

1. Masalah Alam

Masalah alam ternyata dapat membahayakan jiwa manusia dan dapat menyebabkan kematian adalah faktor kedingainan. suhu dingin terjadi kerena temperatur disekitar lebih rendah dibandingkan suhu badan. Penyakitnya disebut HYPERTEMIA. Yang paling efektif dalam mempertahankan tubuh dari penyakit tersebut adalah kebutuhan makanan pokok. Seperti tepung terigu dan nasi. gula memang mudah dicerna tetapi lemak tidak boleh dalam keadaan survival. Lebih baik makanan yang mengandung karbonhidrat. Suhu tubuh yang normal dalah 30-37 derajat penurunan 1-2 derajat saja dapat menyebabkan ganguan vital dari tubuh kita. Penurunan suhu tubuh ini biasanya terjadi tanpa kita sadari.

Ada 5 macam cara pengeluaran pans dari tubuh kita

• 1. Respirasi pemanasan
• 2. Radiasi Pencairan
• 3. Konduksi penghantaran melalui media kontak
• 4. Konveksi penghantaran melalui aliran udara
• 5. Evapoirasi penguapan

panas yang biasanya menyebabkan ganguan misalnya :

• Kulit terbakar karena matahari
• Buta karena pantulan matahari
• Pingsan karena panas
• Luka bakar

2. Masalah yang timbul dari diri sendiri

• Fisik
• Mental
• Promental
• Ketakutan
• Rasa sakit
• Rasa lapar
• Rasa panas dan dingin
• Faktor pengetahuan


3 masalah yang timbul akibat makhluk lain

• tumbuhan
dalam masalah ini anda harus betul-betul kenal mana yang dapat dimakan dan mana yang beracun. Jangan memakan sesuatu bila anda tidak yakin betul bahwa itu tidak beracun. (lihat lagi prinsip biologi praktis)

• hewan/binatang
bila menghadapi binatang-binatang dihutan anda harus memahami sifat-sifat sehingga dapat segera melakukan tindakan untuk menghindari hal-hal yang dapat mengancam jiwa kita

• orang asing
mungkin kita akan mengjumpai penduduk asli, suku terasing yang tidak pernah menjumpai orang asing dan tidak senang akan kedatangan orang asing. Menghadapi penduduk asli/orang asing maka perlu diingat :

• hormatilah adat istiadat setempat
• ikuti kebiasaan yang berlaku


Prinsip-prinsip dalam survival adalah :

• hindari situasi yang sulit dengan tenang dan bijaksana
• istirahatlah untuk menghilangkan rasa cema, takut dan panik
• perhatikan kondisi tubuh
• ingat pengetahuan yang dimiliki

semua ini dapat disimbolkan dalam semboyan STOP

S = Stop atau berhenti
T = Thinking atau mulai berpikir
O = Observe atau amati keadaan sekeliling
P = Planning buat perencanaan tindakan usaha yang akan dilakukan

Komunikasi dengan keadaan darurat

1. Tanda dengan api dan asap

  Cara yang paling sederhana untuk memberitahukan keduduka kita adalah dengan membuat api yang mudah dilihat dari kejauhan untuk keadaan malam hari yang serba gelap untuk keadaan siang hari asap besar menggumpal akan segera dilihat

2. Cermin survival

  Cermin survival adalah salah satu bentuk cermin 2 sisi empat persegi panjang ter buat dari logam dan mempunyai 2 lubang 1 di tengah dan 1 lagi disudut.
  Cara penggunaannya : pegang cermin kira-kira 1cm di depan wajah intip objek yang akan anda tuju melewati tengah-tengah cemin sekacercah sinar matahari yang melewati lubang cemin akan jatuh kewajah anda anda dapat melihat bayangan wajah anda pada usahakan supaya titik sinar matahari yang pada wajah anda tetap pada bayangan lubang cemin sambil tetapmengintip objek yang ada pada cuaca yang cerah dan panas cermin dapat terlihat sampai jarak 15 km

3. Body signals

  Teknik lain untuk komunikasi darat dan udara yaitu denagan memakai signal atau gerakan gerakan tubuh.

4. Flare

  Khusus dipakai untuk operasi penyelamatan di gunung ada kode-kode standart yang dipakai yaitu :

• berita : SOS
flare : merah
suara /cahaya senter : 3 pendek 3 panjang di ulangi setiap interval 3 menit

• berita : perlu bantuan
flare : merah
aura/cahaya senter : 6 kali berurutan (cepat) ulangi setiap interval 1 menit

• berita : dimengerti
  flare : putih
  suara /cahaya senter : 3 kali berurutan cepat ulangi setiap interval 1 menit

• berita : kembali ke camp
  flare : hijau
  suara/ cahaya senter : berurutan panjang

jenis kode keadaan darurat

1. SOS
Singkatan dari save our soul (selamatkan jiwa kami) di beritahukan untuk keadaan darurat
2. MAY DAY
Biasanya di gunakan dalam penerbangan untuk memberitahukan suatu keadaan darurat /kecelakaan di udara atau didarat
3. SECURITY
Bila anda mendengarkan kata-kata tersebut berulang kali berate akan diikuti suatu pesan tentang keamanan,cuaca atau suatu bencana alam
4. PAN
Bila mendengan kata PAN di ulang-ulang berarti akan diikuti suatu pesan yang penting mengenai keadaan �??keadaan darurat

Materi Mountaineering


Dasar-Dasar Mountaineering

Mountaineering berasal dari kata “mountain” yang berarti gunung. Mountaineering adalah kegiatan mendaki gunung yang terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu :
  1. Hill Walking. Merupakan perjalanan pendakian bukit-bukit yang landai, tidak mempergunakan peralatan dan teknis pendakian
  2. Scrambling. Merupakan pendakian pada tebing batu yang tidak terlalu terjal. tangan hanya digunakan sebagai keseimbangan
  3. Climbing. Merupakan pendakian yang membutuhkan penguasaan teknik pendakian. bentuk climbing adalah :
  • Rock climbing, yaitu pendakian pada tebing batu
  • Snow ice climbing, yaitu merupakan pendakian pada es dan salju

MENGAPA MENDAKI GUNUNG????
Bagi orang awam, kegiatan petualangan seperti mendaki gunung selalu mengundang pertanyaan klise “mau apa sih kesana???”. Pertanyaan sederhana tapi sering membuat bingung yang ditanya atau bahkan mengundang rasa kesal. George F. Mallory, seorang pendaki Inggris menjawab pertanyaan tersebut “because it is there”. Mallory bersama rekannya menghilang di everest tahun 1924. Soe hook Gie (Mapala UI) menulis dalam puisi “Aku Cinta Pangarango; karena aku mencintai kebenaran hidup”. Dia tewas tercekik gas beracun di puncak Mahameru tanggal 16 Desember 1969.
Motivasi mendaki gunung memang bermacam-macam. Manusia mempunyai kebutuhan psikologis, kebutuhan akan pengalaman baru, dan kebutuhan untuk diakui oleh manusia lainnya. Rasa ingin tahu adalah yang mendasari dan menjadi jiwa setiap manusia.
TEKNIK MENDAKI GUNUNG
Mendaki gunung pada dasarnya adalah olah raga berjalan. karenanya penguasaan teknik berjalan yang benar wajib diketahui terlebih dahulu.
berjalan di gunung tentu saja tak sama dengan berjalan di trotoar. Di gunung anda harus berjalan dengan beban di punggung, melintasi lembah, mendaki tebing, menuruni lereng-lereng, atau meniti punggungan-punggungan yang tipis. Dengan medan seperti itu ditambah dengan beban yang harus dibawa maka keseimbangan dalam berjalan di gunung adalah mutlak.
Seperti juga pejalan kaki yang lain, anda harus berjalan dalam satu irama yang tetap, dengan kata lain, tidak kaku seperti robot. Tidak ubah bagai seorang penari, berjalan di gunung pun punya seni tersendiri. Kalau seorang penari mempunyai kenikmatan tersendiri dalam melakukan gerakan-gerakannya, maka seorang pendaki yang berjalan dalam irama tertentu juga harus dapat merasakannya sebagai suatu kesenangan tersendiri pula.
Ada beberapa patokan yang harus diperhatikan dalam berjalan tentu saja melangkah, inilah hal pertama yang harus diperhatikan. Berjalanlah dengan langkah-langkah kecil, jangan memaksakan kaki untuk mlangkah terlalu lebar. Langkah-langkah yang terlalu lebar menyebabkan berat badan seringkali ditunjang oleh satu kaki saja karenanya keseimbangan badan pun gampang goyah. Dengan langkah-langkah yang kecil, berat badan dapat ditunjang secara mantap oleh kedua kaki. Perlu di ingat bahwa kaki bukan hanya untuk menahan berat badan, tetapi telah ditambah dengan berat barang yang ada dalam ransel. Dengan langkah-langkah kecil, gerakan nafas teratur, dan ini merupakan cara yang tepat untuk menghemat tenaga.
Bagi pendaki yang berpengalaman, berjalan dua atau tiga jam tanpa istirahat merupakan hal yang biasa. Tentu dibutuhkan kekuatan dan stamina yang cuma dapat diperoleh melalui latihan dan pengalaman yang tidak sedikit. Akan tetapi, sebagai ukuran minimal boleh dikatakan bahwa berjalan satu jam dengan istirahat sepuluh menit adalah normal.
Ketika istirahat, duduklah dengan kaki yang melonjor lurus sedikit di atas badan untuk mengembalikan darah supya mengalir normal, karena ketika badan berjaln seluruh darah telah berpusat di kaki. Teguklah minuman secukupnya dan makanlah beberapa makanan kecil. Usahakan agar tidak beristirahat di tempat berangin karena udara dingin dapat mengerutkan otot yang sedang beristirahat, dapat menyebabkan terjadi kram pada otot.
Pilihlah lokasi istirahat yang baik. Secara psikologis lebih menguntungkan apabila anda memilih lokasi di bagian yang tinggi. Dari tempat ini akan tampak pemandangan yang indah, nikmatilah untuk mengurangi perasaab lelah setelah lama berjalan. Makan dan minum secukupnya untuk mengembalikan tenaga, kalau perlu di masak dulu agar hangat dan segar. Ada baiknya memakan sedikit garam untuk menghindarkn kram karena banyak keringat yang mengucur memungkinkan hilangnya garam dari tibuh. Membawa buah segar seperti apel, pir, anggur juga sangat membantu untuk mengembalikan tenaga. karena mengandung banyak air dan vitamin maka mengkonsumsi buah segar juga sangat membantu.
Ketika anda berjalan perhatikan betul medan yang dihadapi. Kalau melewati medan yang penuh kerikil dan batu-batui tajam, harap berhati-hati karena kaki mudah tergelincir jika ceroboh. Tidak berbeda apabila anda harus melintasi medan yang berbatu besar dan bulat seperti bebatuan pada sungai misalnya, anda harus melintasinya dengan melompat dari satu batu ke batu yang lain, yaitu dengan gerak sedemikian rupa cepatnya sehingga batu yang diinjak belum lagi sempat  bergulir tetapi anda sudah melompat ke batu yang lain.
Cara di atas tentu saja berbahaya kalau kondisi anda sudah lelah. Cara lain yang lebih aman adalah dengan menaiki satu persatu batu tersebut, perlahan-lahan dengan memeriksa terlebih dahulu batu yang akan di injak, agar tak gampang bergulir nantinya. Cara mana sebaiknya yang akan dipakai, itu tergantung dari pengalaman dan tingkat kelelahan anda.
Medan yang berumput dan terjal seringkali membahayakan, terlebih ketika basah karena hujan atau embun. Pendaki yang tidak berhati-hati akan mudah tergelincir, terutama jika memakai sepatu yang tidak sesuai. Demikian pula dengan medan becek, berlumpur, licin dan berbahaya.
Jangan percaya pada pohon-pohon kecil di pinggir tebing. Pohon-pohon ini seringkali tidak cukup kuat untuk menahan bobot manusia, sehungga mudah terabut. Btang-batang pohon itu banyak yang lapuk, lalu patah ketika anda menekalnya dan menahan badan di situ. Kalau tidak yakin betul, hanya guakan pohon-pohon itu sebagai keseimbangan saja.
Mendaki di lereng gunung dengan tanah berpasir lebih sulit daripada di atas tanah keras. Setiap kali menjejak, tanah berpasir bisa melorot ke bawah. Anda kadang-kadang perlu menyepakkan kaki ke dalam tanah pasir itu agar tidak melorot. Orang kedua dan seterusnya dapat mengikuti bekas jejak orang pertama supaya tidak mudah lelah, karena tanah berpasir bekas jejak menjadi lebih keras.
Berjalan di atas punggung dari sebuah tebing yang tipis dengan jurang menganga di sebelah kiri dan kanan merupaka kondisi kritis yang membutuhkan teknik tersendiri untuk mengulanginya. Angin kenang yang sering meniup akan menggoyahkan keseimbangan badan. Jangan melakukan gerakan-gerakan yang tiba-tiba dan membahayakan. Misalnya melempar batu atau mengayunkan tangan keras-keras. Berjalanlah dengan tenang dan penuh konsentrasi, tetapi tetap dalam irama yang teratur dan tidak kaku.

 

Mie Rebus Telor Penyu Ala Pulau Aua

Mie Rebus Telor Penyu Ala Pulau Aua

Hmmm ,,, masakan yang satu ne memang bener-bener mantap..
apa lagi kita dipulau .. nah buat bro - bro smua ne resep nya ne...
mana tau bro ketemu ama telor penyu...hehe


Resep
  1. dua bungkus indomie
  2. beberapa butir telor penyu
  3. cabe secukup nya
  4.  bawang goreng
  5. daun jeruk 1 lembar
  6. air secukup nya
Cara Buatnya
  1. goreng bawang
  2. masukan cabe
  3. masukan air
  4. rebus telor
  5. masukan daun jeruk
  6. tutup dan tunggu beberapa menit
  7. masukan indomie
  8. tunggu sampe matang
  9. nikmati . . . hehe
Silahkan mencoba dan menikmati
by : mie

Puisi

Mandalawangi – Pangrango

Senja ini, ketika matahari turun kedalam jurang2mu
aku datang kembali
kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu

walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
dan aku terima kau dalam keberadaanmu
seperti kau terima daku

aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
hutanmu adalah misteri segala
cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta

malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua

“hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya “tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
‘terimalah dan hadapilah

dan antara ransel2 kosong dan api unggun yang membara
aku terima ini semua
melampaui batas2 hutanmu, melampaui batas2 jurangmu

aku cinta padamu Pangrango
karena aku cinta pada keberanian hidup

Jakarta 19-7-1966

—————————————————————